Austria kini berada di persimpangan penting dalam upaya modernisasi regulasi perjudian, di tengah semakin meningkatnya desakan untuk mengubah pendekatan lama yang dinilai tidak efektif.
Hingga saat ini, dari 27 negara anggota Uni Eropa, sebanyak 21 di antaranya telah menerapkan sistem multi-lisensi untuk kasino online. Namun, Austria masih mempertahankan sistem monopoli, bersama dengan Polandia sebagai satu-satunya negara yang belum beralih ke sistem tersebut.
Model monopoli ini dianggap memiliki kelemahan besar, seperti perlindungan konsumen yang kurang memadai, pengawasan regulasi yang terbatas, serta hilangnya potensi pendapatan pajak yang signifikan.
European Gaming and Betting Association (EGBA) menyoroti risiko sistem monopoli Austria saat ini, di mana ribuan pemain Austria memilih untuk berjudi di situs lepas pantai yang tidak diatur. Situs-situs ini tidak memiliki perlindungan wajib bagi konsumen, sehingga para pemain rentan dan berada di luar jangkauan pengawasan nasional.
EGBA pun melihat negosiasi pemerintahan Austria saat ini, yang melibatkan Kanselir Nehammer, Ketua Partai Babler, dan Ketua Partai Meinl-Reisinger, sebagai peluang emas untuk memperbarui pendekatan regulasi kasino online melalui pengenalan sistem multi-lisensi yang kompetitif.
Menurut EGBA, penerapan sistem ini dapat menghasilkan pendapatan pajak tambahan lebih dari €1 miliar (sekitar Rp17 triliun) bagi Austria pada tahun 2030.
Maarten Haijer, Sekretaris Jenderal EGBA, menyatakan, “Bukti dari berbagai negara di Eropa sudah jelas dan meyakinkan: sistem multi-lisensi efektif. Sistem ini membawa aktivitas perjudian ke dalam pasar yang diatur, melindungi konsumen, dan menghasilkan pendapatan pajak yang signifikan.
“Dengan adanya negosiasi pemerintah yang sedang berlangsung, Austria memiliki kesempatan emas untuk memodernisasi regulasi kasino online termasuk slot 4d online dan mengambil manfaat dari pendekatan regulasi yang sudah terbukti di negara lain. Waktunya untuk bertindak adalah sekarang,” tambah Haijer.
Tinggalkan Balasan